Rabu, 25 Juli 2012

HASIL LAPORAN RISET ORGANISASI MUHAMMADIYAH DI DESA SREBEGAN

HASIL LAPORAN RISET ORGANISASI MUHAMMADIYAH DI DESA SREBEGAN Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kalam: Dosen pengampu: Muhammad Julijanto, S. Ag., M. Ag. Disusun oleh: Nama : Meta Leli Priliesi NIM : 26.10.6.2.146 Kelas : IV D FAKULTAS TARBIYAH DAN BAHASA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA 2012 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Bulan Dzulhijjah (8 Dzulhijjah 1330 H) atau November (18 November 1912 ) merupakan momentum penting lahirna Muhammadiyah. Itulah kelahiran sebuah gerakan Islam modenis terbesar di Indonesia, yang melakukan perintisan pemurnian sekaligus pembentukan Islam di negeri berpenduduk terbesar muslim di dunia. Sebuah gerakan yang didirikan oleh seorang Kyai alim, berjiwa pembantu, cerdas, yaknik Kyai haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis dari kata santri Kauman Yogyakarta. Kata “Muhammadiyah” secara bahasa berarti “pengikuti nabi Muhammad” penggunaan kata “Muhammadiyah” dimaksudkan untuk menisbahkan atau menghubungna dengan ajaran dan jejak perjuangan Nabi Muhammad. Kelahiran dan keberadaan Muhammadiyah pada awal berdirinya tidak lepas dan merupakan manifestasi dari gagasan pemikiran dan amal perjuangan Kyai Haji Ahmad Dahlan. Setelah menunaikan ibadah haji ke tanah suci dan brmukim yang kedua kalinya pada tahun 1903, Kyai Ahmad dahlan mulai menyemaikan benih pembaruan di tanah air. Gagasan pembuatan itu didapatkan Kyai Ahmad Dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah seperti Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banetn, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari Maskumambang. Kelahiran Muhammadiyah itu merekat dengan sikap pemikiran dan langkah Kyai Dahlan sebagai penidirnya, yang mampou memadukan pada Islam yang ingin kembali pad Al-Quran dan Sunnah nabi dengna orientasi tajdid yang membuka pintu ijtihad untuk kemajuan. 2. Materi riset: Dalam penyusunan laporan riset organisasi Muhammadiyah sebagai berikut: 1. Sejarah organisasi keagamaan Muhammadiyah. (desa srebegan) 2. Tokoh tokoh yang berpengaruh dalam organisasi Muhammadiyah di desa Srebegan. 3. Pokok- pokok ajaran organisasi keagamaan. 4. Aplikasi ajaran organisasi keagamaan dalam kehidupan sosial. 3. Tujuan melakukan riset: Selain untuk memenuhi tugas akhir mata kuiah ilmu kalam, riset ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Bagaimana sejarah organisasi keagamaan Muhammadiyah. (desa srebegan) 2. Siapa sajakah tokoh tokoh yang berpengaruh dalam organisasi Muhammadiyah di desa Srebegan. 3. Apa saja pokok- pokok ajaran organisasi keagamaan, dan 4. Bagaiman aplikasi ajaran organisasi keagamaan dalam kehidupan sosial. BAB II HASIL RISET I. Sejarah Organisasi Muhammadiyah. (desa srebegan) Muhammadiyah adalah organisasi yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1912 merupakan organisasi dakwah Islam modern pertama dana tertua di Indonesia. Pada saat itu umat Islam banyak yang belum menjalankan ajaran Islam dengan benar. Oleh karena itu, KH Ahmad Dahlan dengan Muhammadiyah-nya giat bertabligh di setiap tempat dan waktu, kapanpun dan di manapun yang bermula dari Yogyakarta sampai ke seluruh Indonesia. Tabligh arinya menyampaikan, sedangkan orang yang bertavligh disebut mubaligh (laki-laki) atau mubalighat (perempuan). Sumber utama beliau dalam berdakwah adalah Al-Quran dan As Sunah. Perintah bertabligh diwajibkan kepada setiap muslim, walaupun yang disampaikan cuma satu ayat. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, yang bergerak dalam bidang dakwah islam, amar ma’ruf nahi munkar. Muhammdiyah menempatkan diri sebagai subjek yang mewarisi gerak langkah misi Nabi Muhammad SAW. Sedangkan masyarkat sebagi objek untuk diajak mengamalkan Islam sesuai dengan petunjuk Allah SWT, sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar- benarnya. Menurut bapak H. Alwi Wafa S.Ag sejarah berdirinya organisasi Muhammadiyah di desa Srebegan dipelopori oleh KH. Jalal Sayuti. Beliau adalh salah satu penduduk asli dari desa Srebegan yang berjuang untuk mengembangkan organisasi Muhammdiyah di desa Srebegan. Organisasi Muhammadiyah didirikan di Srebegan pada tahun 1917 M. Pada waktu itu beliau sering mengikuti pengajian-pengajian, seperti pengajian tarjih diberbagai tempat, Itu diajdikannya sebagai bekal untuk mengajarkan ilmu agama yang sesuai syariat di desa Srebegan dan sekitarnya. Karena menurutnya, berdakwah haruslah dengan ilmu, dan ilmu tersebut harus beliau peroleh dengan cara mengaji. Sebelum tahun 1917 M di desa Srebegan, masyarakatnya masih banyak yang mengerjakan praktek- praktek ibadah yang bid’ah. Mereka (masyarakat desa Srebegan) yang mengerjakan ibadah tersebut dikarenakan kurangnya dakwah di desa tersebut, sehingga pengetahuan agamanya pun masih bergantung pada warisan orang- orang terdahulu atau dapat dikatakan masih ikut- ikutan. Bapak H. Alwi Wafa S.Ag, menjelaskan bahwa bid’ah ialah sesuatu yang diadakan di dalam agama. Maka tidak termasuk bid’ah sesuatu yang diadakan di luar agama untuk kemaslahatan dunia seperti pengadaan hasil-hasil industri dan alat-alat untuk mewujudkan kemaslahatan manusia yang bersifat duniawi. Bid’ah tidak memiliki dasar yang menunjukkannya dalam syari’at. Adapun hal-hal yang memiliki dasar-dasar syari’at, maka bukan bid’ah meskipun tidak ada dalilnya dalam syari’at secara khusus. Contohnya pada zaman kita ini orang yang membuat alat alat seperti kapal terbang, roket, tank, dan lain- lain. Dari alat-alat perang modern dengan tujuan persiapan memerangi orang-orang kafir dan membela kaum muslimin. Maka perbuatannya bukan bid’ah meskipun syari’at tidak menjelaskannnya secara rinci, dan Rasulullah tidak menggunakan alat-alat tersebut untuk memerangi orang-orang kafir. Tetapi membuatnya termasuk dalam firman Allah secara umum: ” Dan persiapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja.” (Al-Anfal : 60). Begitu pula perbuatan-perbuatan lain yang semisal. Maka setiap sesuatu yang memiliki dasar dalam syara’, ia termasuk syari’at dan bukan bid’ah. Oleh karena itu hati bapak K.H. Jalal Sayuti tergerak untuk mendirikan organisasi Muhammadiyah di desa Srebegan dan sekitarnya. Segala bentuk bid’ah dalam Ad-Dien hukumnya adalah haram dan sesat, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Artinya : Janganlah kamu sekalian mengada-adakan urusan-urusan yang baru, karena sesungguhnya mengadakan hal yang baru adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat”. [Hadits Riwayat Abdu Daud, dan At-Tirmidzi ; hadits hasan shahih]. Adapun struktur organisasi Muhammadiyah berdasarkan bidang- bidang kerja dan tugas yang menjadi konsentrasi gerakan Muhammadiyah yang ada di setiap level organisasi dan kepemimpinan, dalam bentuk badan atau unsur- unsur pembantu pimpinan dan organisasi otonom. Struktur dalam kepemimpinan Muhammadiyah berupa Majelis- majelis dan Lembaga- lembaga. Menurut informasi yang saya dapatkan dari kedua tokoh yang telah saya wawancarai, majelis- majelis tersebut terdiri atas: 1. Majelis Tarjih dan Tadjih 2. Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus 3. Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan 4. Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah 5. Majelis Dasar dan Menengah 6. Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat 7. Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan 8. Majelis Wakaf dan Zakat Infaq Shadaqah (ZIS) 9. Majelis Pendidikan Kader 10. Majelis Pemberdayaan Masyarakat Sedangkan, lembaga- lembaga dari organisasi Muhammadiyah yaitu: 1. Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik 2. Lembaga Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri 3. Lembaga Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) 4. Lembaga Lingkungan Hidup 5. Lembaga Pustaka dan Informasi 6. Lembaga Pembinaan dan Pengawas Keuangan 7. Lembaga Seni dan Budaya II. Tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam Organisasi Muhammadiyah di desa Srebegan. Berikut ini adalah daftar nama- nama yang berpengaruh dalam proses dakwah organisasi Muhammadiyah di desa Srebegan: 1. K.H. Jalal Sayuti Beliau lahir di Srebegan, Ceper, Klaten pada tahun 1895 M. Bapak K.H. Jalal sayuti adalah anak pertama dari Bapak H. Irsat, beliau juga salah seorang tokoh agama di desa Srebegan. 2. H.Abdul Ghani Tokoh agama di desa Srebegan yang lahir di Santren Srebegan Ceper. Beliau merupakan murid dari K.H. Jalal Sayuti, beliau lahir pada tahun 1922 M. 3. H.Muhammad Chusni Bapak H. Muhammad Chusni juga merupakan tokoh Muhammadiyah yang sering mengajarkannya tentang ilmu tafsir Al-Quran, beliau di Santren Srebegan, Ceper pada tahun 1924 M. 4. Abu Talkah Salah seorang tokoh Muhammadiyah dari desa Srebegan yang ikut berdakwah dan menyebarkan ajaran- ajaran islam di desa Srebegan dan sekitarnya. 5. H. Ali Imron Sebagai warga desa Santren, beliau juga aktif dalam kegiatan keagamaan organisasi Muhammadiyah. 6. H. Sya’roni Bapak H. Sya’roni adalah tokoh agama yang lahir di desa Santren. Beliau selalu mendukung segala bentuk kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi Muhammadiyah sebagai salah satu usahanya untuk mendakwahkan agam islam. 7. H. Fauzan Mabruri Beliau merupakan salah satu tokoh agam di desa Srebegan yang ikut berdakwah melalui organisasi Muhammadiyah. III. Pokok-pokok Ajaran Muhammadiyah di Desa Srebegan Pokok-pokok ajaran Muhammadiyah di Desa Srebegan dalam bidang keagamaan dan hal yang paling diprioritaskan untuk dibahas adalah mengenai masalah pemurnian agama Islam dari pengaruh bid’ah, kurofat dan taqlit buta yang mana pada waktu sebelum terbentuknya organisasi Muhamadiyah di mayarakat Srebegan sering melakukan praktek bid’ah. Praktek ibadah yang tidak dituntunkan oleh Nabi Muhammad SAW, seperti menjelaskan niat ketika sholat. Misalnya dengan membaca dengan suara keras sebelum melaksanakan sholat. “Artinya :”Aku berniat untuk sholat ini dan itu karena Allah ta’ala” Hal tersebut termasuk bid’ah karena tidak diajarkan oleh Rosulullah. Masyarakat desa Srebegan pada waktu itu juga masih mengadakan perayaan-perayaan yang diadakan pada hari- hari besar keagamaan, seperti Isra’ Mir’aj yaitu hijrahnya Nabi Shallahu’alaihi wa sallam. Perayaan-perayaan tersebut sama sekali tidak mempunyai dasar dalam syariat, tetapi masyarakat saja yang mengadakan perayaan tersebut tanpa meninjau/ mencari terlebih dahulu apakah perayaan tersebut dituntunkan oleh Nabi Muhammad SAW atau tidak. Termasuk pula hal-hal yang dilakukan khusus pada bulan Rajab diantaranya pula adalah menkhususkan malam Nisfu Sya’ban dengan ibadah tertentu seperti sholat malam dan berpuasa pada siang harinya. Tidak ada kepercayan yang pasti dari Nabi Shallallahu’alaihi wa salam tentang amalan khususnya untuk saat itu. Semenjak masuknya ajaran organisasi Muhammadiyah yang di pimpin oleh K.H. Jalal Sayuti, masyarakat desa Srebegan dan sekitarnya sedikit demi sedikit bisa meninggalkan kebiasaan mereka (bid’ah). Dan mulai beribadah sesuai dengan syariat islam, ibadah yang telaah dituntunkan oleh Rasulullah SAW. K.H. Jalal sayuti juga mengajarkan tentang ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan baik yang menyangkut aqidah, ibadah, akhlak, maupun mu’amalat. Begitu juga menggiatkan pengajian-pengajian umum yang diselenggarakan di desa Srebegan yang membahas tentang Islam multi aspek dalam Muhammadiyah baik secara rutin maupun dengan memanfaatkan momentum-momentum tertentu. Antusias wargapun sangat tinggi utnuk menghadiri pengajian- pengajian yang diselenggarakan di desa tersebut. Pengajian- pengajian tersebut meliputi berbagai pembahasan, yaitu pembahasan dalam bidang keagamaan adalah memurnikan kembali dan mengembalikan kepada keasliannya. Oleh karena itu dalam pelaksanaan agama baik menyangkut aqidah (keimanan) ataupun ritual (ibadah) haruslah sesuai dengan aslinya, yaitu sebagaimana diperintahkan oleh Allah dan Al-Quran dan dituntunkan oleh Nabi Muhammad SAW, lewat sunah-sunahnya. Dalam masalah aqidah di organisasi Muhammadiyah K.H. Jalal Sayuti mengajarkan bagaimana membina tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dan gejala-gejala kemusrikan, bid’ah dan kurafat tanpa mengabaikan prinsip-prinsip toleransi menurut ajaran Islam, sedangkan dalam ibadah beliau juga mengajarkan cara melaksanakan ibadah sebagaimana yang dituntunkan Rasulullah SAW tanpa tambahan dan perubahan dari manusia. Memang di Indonesia keadaan ini terasa sekali, bahwa keadaan keagamaan yang nampak adalah serapan dari berbagai unsur kebudayaan yang ada. Diantaranya praktek-praktek dan kebiasaan yang bukan berasal dari agama Islam antara lain: berbagai macam upacara selamatan, seperti pada waktu-waktu tertentu pada waktu hamil, pada waktu puput pusar, khitanan, pernikahan dan kematian. Upacara dan do’a yang diadakan pada hari ke 3, ke 5, ke-40, ke -100, ke – 1000 setelah meninggal, berziarah ke makam orang-orang suci dan minta didokana terhadap hadist dan kepercayan di atas banyak warga masyarakat yang menganggap bahwa hal tersirat termasuk amalan-amalan keagamaan. IV. Aplikasi Ajaran Organisasi Muhammadiyah di Desa Srebegan Menurut Bapak Kirnadi S.Pd, masyarakat atau warga di Srebegan dan sekitarnya sedikit demi sedikit mulai menyadari bahwa ajaran Islam sebenarnya mudah. Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaan mempunyai pengaruh yang besar bagi masyarakat dalam mengurai benang kusut, bukan dengan kekayaannya, bukan dengan kekuatannya namun Muhamadiyah berkembang dengan amal dan keikhlasannya. Dengan pengajaran teologi al-Ma’un Muhamadiyah berhasil mengajak masyarakat untuk berbondong-bondong untuk berilmu, beriman dan beramal secara ikhlas. Ajaran Muhammadiyah diaplikasikan dalam kehidupan sosial antara lain : masyarakat telah sadar akan pentingnya mengikuti pengajian-pengajian. Semenjak K.H. Jalal Sayuti mengajarkan tentang berbagai kegiatan keagamaan khususnya pengajian-pengajian rutin. Masyarakat di desa Srebegan jadi giat dan rutin mengadakan dan mengikuti kegiatan keagamaan, seperti: 1. Pengajian, seperti pengajian tarjih. Pengajian tarjih adalah pengajian yang membahas masalah- masalah keagamaan khususnya dibidang fiqih. Pengajian ini merupakan sebuah majelis yang mengembangkan pemikiran- pemikiran pembaharuan dalam keislaman dan menampung aspirasi baru yang tumbuh di tengah- tengah kalangan masyarakat. 2. Peringatan Isra’ Mi’raj. Isra’ Mi’raj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Muhammad dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam. Pengajian ini sudah jarang dilaksanankan di desa Srebegan karena sebagian warganya yang memahami bahwa kegiatan ini adalah bid’ah karena tidak diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. 3. Nuzulul Quran, dan lain-lain. Menurut bapak H. Alwi Wafa S.Ag, yaitu pengajian yang bertujuan untuk memperingati waktu terjadinya peristiwa turunya alquran. Setiap tanggal 17 Ramadhan, biasanya dilakukan ceramah atau pengajian khusus bertemakan Nuzulul Qur'an. Dilihat dari pada bulan yang disuruh kita berpuasa sebulan penuh maka turunnya Al Quran terjadi pada bulan ramadhan. Dan dilihat dari pada 10 hari terakhir pada bulan ramadhan turunnya lailatul qadar maka tentunya turunnya al quran terjadi pada 10 malam terakhir pada bulan ramadhan dan diikuti pada bulan2 selanjutnya. Daftar tokoh yang diwawancarai: 1. Nama : H. Alwi Wafa S.Ag Alamat : Srebegan Ceper Klaten Tempat/Tanggal Lahir : Klaten 11 mei 1948 Pekerjaan : Guru 2. Nama : Kirnadi S.Pd Alamat : Santren, Srebegan, Ceper, Klaten Tempat/Tanggal Lahir : Klaten 17 oktober 1957 Pekerjaan : Guru REFERENSI Hidayat, Syamsul. Dr, M.Ag. Shobahiya, Mahasri. Dra, M.ag. 2009. Studi Kemuhammadiyahan. Surakarta: Lembaga Pengembangan Ilmu- ilmu Dasar (LPID). `

Tidak ada komentar:

Posting Komentar