Rabu, 25 Juli 2012

Kedatangan Islam ke Indonesia dan Proses penyebarannya

BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Masalah
 Sejarah telah mencatat bahwa semua agama, baik agama samawi atau agama wadl’i disiarkan dan dikembangbiakkan oleh para pembawanya yang disebut utusan Tuhan dan oleh para pengikutnya. Mereka yakin bahwa kebenaran dari Tuhan itu harus disampaikan kepada umat manusia untuk menjadi pedoman hidup.
Para penyebar agama banyak yang menempuh jarak jauh dari tempat tinggal dan kelahirannya sendiri demi untuk menyebarkan dan menyampaikan ajarannya. Misalnya Nabi Ibrahim berhijrah dari daerah Babylonia menuju Palestina,Mesir dan Mekkah. Nabi Musa pulang balik dari Mesir dan Palestina. Nabi Isa hijrah dari Bait Lahm ke Yerussalem dan Nabi Muhammad hijrah dari Mekkah ke Madinah. Para pemeluk agama menyebarkan lagi ke tempat tempat yang jauh secara langsung atau secara beranting (estafet) sehingga agama – agama sekarang telah tersebar ke seluruh pelosok dunia.
Di antara agama-agama besar di dunia ini adalah Yahudi, Nasrani, Islam, Hindu, dan Budha, tetapi yang paling luas dan banyak pengikutnya ialah Nasrani dan Islam. Hal tersebut tentu berhubungan dengan usaha penyiarannya oleh para pemeluknya.
Usaha penyiaran agama pasti menghadapi rintangan, hambatan, gangguan bahkan ancaman yang berat, itulah sebabnya maka kadang-kadang penyiaran suatu agama berjalan lancar, kadang-kadang tersendat – sendat dan mengalami kemacetan walaupun tidak total.
Pengembangan dan penyiaran agama Islam termasuk paling dinamis dan cepat dibandingkan dengan agama – agama lainnya. Termasuk akselarasi dan dinamika penyebaran agama Islam di Indonesia yang akan saya bahas dalam makalah ini.
B.            Batasan Masalah:
1.    Kedatangan Islam ke Indonesia.
2.    Proses penyebaran Islam di Indonesia.
3.    Islam Liberal di Indonesia.
C.           Rumusan Masalah:
1.    Pada abad ke-berapa kedatangan Islam ke Indonesia?
2.    Bagaimana proses penyebaran Islam di Indonesia?
3.    Apa yang dimaksud Islam Liberal?
D.           Tujuan Penulisan:
Makalah ini disusun agar dapat :
1.    Mengetahui kapan Kedatangan Islam ke Indoneia.
2.    Mengetahui proses penyebaran Islam di Indonesia.
3.    Mengetahui maksud dari Islam Liberal.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kedatangan Islam Ke Indonesia.
Mula kedatangan Islam di Indonesia telah cukup banyak mendapat perhatian dan telaah para pemikir dan sejarawan dari berbagai kalangan. Berbagai pendapat dan teori yang membincang persoalan tersebut membuktikan bahwa tema Islam memang menarik untuk dikaji, terlebih di negeri yang dikenal mayoritas penduduknya muslim. Maka tak berlebihan, studi mengenai latar historis dan proses perkembangan selanjutnya dari agama ini sehingga beroleh tempat dan mampu mengikat begitu banyak pengikut di wilayah ini– cukup punya nilai guna memahami dan memaknai lebih dalam dinamika keberagamaan Islam dalam konteks kontemporer di Indonesia.
Letak Indonesia yang geografis dan strategis merupakan factor utama yang menyebabkan Indonesia dikenal oleh bangsa-bangsa lain. Selain itu, Indonesia juga mempunyai tanah yang subur yang dapat menghasilkan bahan-bahan keperluan hidup yang dibutuhkan oleh bangsa-bangsa. Agama Islam masuk ke Indonesia dimulai dari daerah pesisir pantai, kemudian diteruskan ke daerah pedalaman oleh para ulama atau penyebar ajaran Islam.
 Mengenai peran perdagangan dan para pedagang dalam mengislamkan Indonesia, dimana pengaruh dan penyebaran Islam sangat efektif sekali. Hal ini disebabkan karena banyak orang yang begitu saja tertarik untuk memeluk agama Islam sebelum mempelajari syari’at agamanya secara rinci dan mendalam. Di tambah pula dengan sikap masyarakat pada umumnya yang tidak suka berfikir lama dan mengadakan pembahasan yang dalam mengenai masalah aqidah, cukup dengan melihat dan mengamati tingkah laku yang diperagakan oleh mereka yang telah memeluk Islam, baik dalam melaksanakan ajaran aqidahnya maupun dapat melaksanakan akhlak dan ajarannya di tengah-tengah masyarakat, mereka sudah tertarik dan ingin memeluk Islam.
Tentang kedatanagan Islam di Indonesia ada beberapa pendapat dari para ahli diantaranya :
  1. Pendapat pertama yang dipelopori oleh sarjana-sarjana orientalis Belanda di antaranya Snouck Hurgronje yang berpendapat bahwa agama Islam datang ke Indonesia pada abad ke-13 M dari Gujarat ( bukan dari Arab langsung ) dengan bukti ditemukannya makam Sultan yang beragama Islam Pertama yakni Malik As-Sholeh, raja pertama kerajaan Samudera Pasai yang di katakan berasal dari Gujarat.
  2. Pendapat kedua di pelopori sarjana-sarjana muslim, di antaranya Prof. Hamka yang mengadakan seminar “sejarah masuknya Islam ke Indonesia” di Medan pada tahun 1963, Hamka dan teman-temannya berpendapat bahwa Islam sudah datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah (kurang lebih abad ke-7 sampai abad ke-8 M) langsung dari Arab dengan bukti jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional sudah dimulai jauh sebelum abad ke-13. Jalur pelayaran ini melaui selat Malaka yang menghubungkan dengan Dinasti Tang di Cina ( Asia Timur ). Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayah di Asia Barat.
  3.  Sarjana muslim kontemporer seperti Taufiq Abdullah mengkompromikan kedua pendapat tersebut. Menurut pendapatnya  memang benar Islam sudah datang ke Indonesia sejak abad pertama Hijriyah atau abad ke-7 atau abad ke-8 M, tetapi baru di anut oleh para pedagang Timur Tengah di pelabuhan-pelabuhan. Barulah pada abad ke-13 Islam masuk secara besar-besaran dan mempunyai kekuatan politik dengan berdirinya kerajaan Samudera Pasai. Hal ini terjadi karena akibat arus balik kehancuran Baghdad, ibukota Abasiyyah oleh Halugu. Kehancuran Baghdag menyebabkan pedagang muslim mengalihkan aktivitas perdagangan ke Asia Selatan, Asia Timur dan Asia Tenggara.
Sedangkan menurut Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya yang berjudul “ Menemukan Sejarah” mengenai proses masuk dan berkembangnya agama  Islam di Indonesia terdapat tiga teori yaitu : teori Gujarat, teori Mekkah dan teori Persia. Ketiga teori tersebut memberikan jawaban tentang permasalahan waktu masuknya Islam ke Indonesia. Asal negara dan tentang penyebar atau pembawa agama Islam ke Nusantara.
Ketiga teori tersebut, pada dasarnya masing-masing mempunyai kebenaran dan kelemahannya tetapiberdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai pada abad ke-7 dan mengalami perkembangn pada abad ke-13 M. sebagai pemegang peranan dalam penyebaran agama Islam adalah bangsa Arab,Persia dan Gujarat ( India ).
B.      Proses Penyebaran Islam di Indonesia.
1.            Masuknya Islam ke Indonesia.
 Mengenai proses masuknya Islam ke Indonesia petama kali ialah melalui lapisan bawah, yakni masyarakat sepanjang pesisir utara. Dalam hal ini yang membawa dan memperkenalkan Islam kepada masyarakat Indonesia adalah para saudagar-saudagar muslim baik dari Gujarat maupun dari Arab dengan cara berdagang. Dari hubungan berdagang inilah akhirnya mereka saling mengenal dan terjadilah hubungan yang dinamis diantara mereka. Mereka tidak semata-mata berdagang saja tetapi mereka juga berdakwah menyebarkan agama Islam melalui beberapa cara dan saluran yang akan di bahas pada pembahasan berikutnya.
Pada mulanya proses penyebaran agama Islam masih terbatas pada daerah-daerah pesisir pantai, namun sejak abad ke- 15 kota-kota di dekat pantai baik di Jawa, Sumatera maupun daerah-daerah lainnya berubah menjadi wilayah yang berpenduduk muslim. Dari uraian di atas jelaslah bahwa masuknya Islam ke Indonesia melalui dua jalur, yaitu jalur darat dan jalur laut.
Melalui jalur darat Islam di bawa dari Mekkah melalui Baghdad-Kabul-Kashmir, lalu singgah di Siangkiang diteruskan ke Malaka melalui  daerah pesisir. Sedangkan melalui jalur laut mula-mula Islam disebarkan dari Jeddah menuju Aden ( sekarang Yaman ) terus ke Maskat dan Baisut ( keduanya termasuk daerah Oman ). Dari Oman kemudian ke pantai Malabar terus ke Kodonggalor, Qulam Nali ( Qutan ) dan Kalian, kemudian ke negeri Cyilon dan melalui pantai koromandel ( India )  menuju Saptagrum ( dekat Kalkuta ), menuju Chittagong ( Bangladesh ) dan Akhjab ( Birma ) kemudian dari Birma akhirnya Islam sampai ke Nusantara melalui dua jalur yaitu :
  1. Melaui Malaka, Patani, kanton ( Cina Selatan ), Brunai dan akhirnya sampai di kepulauan Mindanau.
  2. Peurelak, Samudera Pasai, Kuta raja, Lamuo, Barus, Padang, Banten, Jepara, gresik, ujung Pandang, ternate dan Tidore.
2.             Saluran Islamisasi yang Berkembang Di Indonesia
 Kedatangan Islam dan penyebarannya kepada golongan bangsawan dan rakyat Indonesia pada umumnya dilakukan secara damai. Berbeda dengan penyebaran Islam di Timur Tengah yang dalam beberapa kasus disertai dengan pendudukan wilayah oleh militer Muslim. Islam dalam batas tertentu disebarkan oleh para pedagang, kemudian di lanjutkan oleh para guru agama ( Da’i ) dan pengembara Sufi. Orang yang terlibat dalam kegiatan dakwah pertama itu tidak bertendensi apapun kecuali bertanggung jawab menunaikan kewajiban tanpa pamrih.
Apabila situasi politik suatu kerajaan mengalami kekacauan dan kelemahan yang disebabkan perebutan kekuasaan di kalangan keluarga istana, maka Islam dijadikan alat politik bagi golongan bangsawan atau pihak-pihak yang menghendaki kekuasaan itu. Mereka behubungan dengan pedagang-pedagang muslim yang posisi ekonominya lebih kuat karena menguasai pelayaran dan perdagangan. Apabila kerajaan Islam sudah berdiri, penguasanya melancarkan perang terhadap kerajaan non Islam. Hal ini bukan karena persoalan agama tetapi karena dorongan politis untuk menguasai kerajaan-kerajaan di sekitarnya.
Menurut Uka Tjandrasasmita, saluran – saluran islamisasi yang berkembang di Indonesia melalui enam cara, yaitu :
1. Saluran Perdagangan.
Pada taraf permulaan, saluran islamisasi adalah melalui perdagangan, kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 M. membuat pedagang-pedagang muslim ( Arab, persia, dan India ) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian barat, tenggara dan timur benua Asia. Saluran islamisasi melalui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham.
2. Saluran Perkawinan.
Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial yang lebih tinggi dan baik daripada kebanyakan masyarakat pribumi, sehingga penduduk pribumi, terutama putri-putri bangsawan tertarik untuk menjadi istri-istri saudagar-saudagar tersebut. Sebelum menikah mereka di islamkan lebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan lingkungan mereka semakin meluas dan akhirnya muncul kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan-kerajaan muslim. Jalur perkawinan ini lebih menguntungkan dan lebih cepat dalam penyebaran agama Islam karena apabila terjadi perkawinan antara anak bangsawan atau anak raja dan adipati, karena mereka adalah orang – orang yang mempunyai kekuasaan dan pengaruh dalam masyarakat dan kemudian turut mempercepat proses islamisasi.
3. Saluran Tasawuf.
Pengajar-pengajar tasawuf, atau para sufi, mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam soal-soal magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Di antara mereka ada yang mengawini puteri  – puteri bangsawan setempat. Dengan tasawuf bentuk Islam yang di ajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu, sehingga agama baru tersebut mudah dimengerti dan diterima. Ajaran mistik ini masih berkembang di abad ke- 19 bahkan di abad ke-20 M ini.
4. Saluran Pendidikan.
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang digunakan dan diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiyai-kiyai dan ulama’-ulama’. Di pesantren atau pondok itu calon ulama’, guru, dan kiyai mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masingatau berdakwah ke tempat tertentu untuk mengajarkan agama Islam.
5. Saluran Kesenian.
Saluran islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang . dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan tetapi ia meminta para penonton untuk mengikuti mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabharata dan Ramayana, tetapidi dalam cerita itu disisipkan ajaran dan nama-nama pahlawan islam. Kesenian-kesenian lain juga dijadikan alat islamisasi, seperti sastera ( hikayat, babad dan sebagainya ), seni bangunan dan seni ukir.
6. Saluran Politik.
Di beberapa daerah di Indonesia kebanyakan rakyat masuk Islam setelah penguasa atau rajanya masuk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik para raja dan penguasa sangat membantu tersebarnya Islam di nusantara ini. Di samping itu kerajaan-kerajaan yang sudah memeluk agama Islam memerangi kerajaan-kerajaan non Islam. Kemenangan kerajaan Islam secara politis menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk Islam.
3.             Masa Penyebaran Islam di Indonesia.
1.    Masa Kolonial.
Pada abad ke-17 masehi atau tahun 1601 kerajaan Hindia Belanda datang ke Nusantara untuk berdagang, namun pada perkembangan selanjutnya mereka menjajah daerah ini. Belanda datang ke Indonesia dengan kamar dagangnya, VOC, sejak itu hampir seluruh wilayah Nusantara dikuasainya kecuali Aceh. Saat itu antara kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara belum sempat membentuk aliansi atau kerja sama. Hal ini yang menyebabkan proses penyebaran dakwah terpotong. Politik devide et impera, yang pada kenyataannya memecah-belah atau mengadu domba antara kekuatan ulama dengan adat, contohnya perang Padri di Sumatera Barat dan perang Diponegoro di Jawa.
Mendatangkan Prof. Dr. Snouk Cristian Hourgonye alias Abdul Gafar, seorang Guru Besar ke-Indonesiaan di Universitas Hindia Belanda, yang juga seorang orientalis yang pernah mempelajari Islam di Mekkah. Dia berpendapat agar pemerintahan Belanda membiarkan umat Islam hanya melakukan ibadah mahdhoh (khusus) dan dilarang berbicara atau sampai melakukan politik praktis. Gagasan tersebut dijalani oleh pemerintahan Belanda dan salah satunya adalah pembatasan terhadap kaum muslimin yang akan melakukan ibadah Haji, karena pada saat itulah terjadi pematangan pejuangan terhadap penjajahan.
2.    Masa kemerdekaan.
Sebagian besar ummat Islam di Indonesia berada di wilayah Indonesia bagian Barat, seperti di pulau Sumatera, Jawa, Madura dan Kalimantan. Sedangkan untuk wilayah Timur, penduduk Muslim banyak yang menetap di wilayah Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, dan Maluku Utara dan enklave tertentu di Indonesia Timur seperti Kabupaten Alor, Fakfak, Haruku, Banda, Tual dan lain-lain.
Pengadaan transmigrasi dari Jawa dan Madura yang secara besar-besaran dilakukan oleh pemerintahan Suharto selama tiga dekade ke wilayah Timur Indonesia telah menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk Muslim disana. Untuk pertamakalinya, pada tahun 1990an ummat Kristen menjadi minoritas di Maluku. Kebijakan transmigrasi ini, yang telah melebarkan kesenjangan sosial dan ekonomi, mengakibatkan sejumlah konflik di Maluku, Sulawesi Tengah, dan sebagian wilayah Papua.
4.             Arsitektur .
Islam sangat banyak berpengaruh terhadap arsitektur bangunan di Indonesia. Rumah Betawi salah satunya, adalah bentuk arsitektur bangunan yang banyak dipengaruhi oleh corak Islam. Pada salah satu forum tanya jawab di situs Era Muslim,disebutkan bahwa Rumah Betawi yang memiliki teras lebar, dan ada bale-bale untuk tempat berkumpul, adalah salah satu ciri arsitektur peradaban Islam di Indonesia.
Masjid adalah tempat ibadah Muslim yang dapat dijumpai diberbagai tempat di Indonesia. Menurut data Lembaga Ta’mir Masjid Indonesia, saat ini terdapat 125 ribu[4] masjid yang dikelola oleh lembaga tersebut, sedangkan jumlah secara keseluruhan berdasarkan data Departemen Agama tahun 2004, jumlah masjid di Indonesia sebanyak 643.834 buah, jumlah ini meningkat dari data tahun 1977 yang sebanyak 392.044 buah. Diperkirakan, jumlah masjid dan mushala di Indonesia saat ini antara 600-800 ribu buah.
5.             Pendidikan.
Pelajar Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Gambar diambil akhir Januari 2006.
Pesantren adalah salah satu sistem pendidikan Islam yang ada di Indonesia dengan ciri yang khas dan unik, juga dianggap sebagai sistem pendididikan paling tua di Indonesia.Selain itu, dalam pendidikan Islam di Indonesia juga dikenal adanya Madrasah Ibtidaiyah (dasar), Madrasah Tsanawiyah (lanjutan), dan Madrasah Aliyah (menengah). Untuk tingkat universitas Islam di Indonesia juga kian maju seiring dengan perkembangan zaman, hal ini dapat dilihat dari terus beragamnya universitas Islam. Hampir disetiap provinsi di Indonesia dapat dijumpai Institut Agama Islam Negeri serta beberapa universitas Islam lainnya.
6.             Politik.
Dengan mayoritas berpenduduk Muslim, politik di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh dan peranan ummat Islam. Walau demikian, Indonesia bukanlah negara yang berasaskan Islam, namun ada beberapa daerah yang diberikan keistimewaan untuk menerapkan syariat Islam, seperti Nanggroe Aceh Darussalam.
Seiring dengan reformasi 1998, di Indonesia jumlah partai politik Islam kian bertambah. Bila sebelumnya hanya ada satu partai politik Islam, yakni Partai Persatuan Pembangunan-akibat adanya kebijakan pemerintah yang membatasi jumlah partai politik, pada pemilu 2004 terdapat enam partai politik yang berasaskan Islam, yaitu Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Bintang Reformasi, Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Bulan Bintang.
7.             Organisasi-Organisasi Islam di Indonesia.
Di Indonesia ada banyak sekali organisasi sosial dan keagamaan Islam. Dari sekian banyak organisasi tersebut, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah adalah organisasi-organisasi yang paling besar.
1)      Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia dengan anggota sekitar 35 juta. NU seringkali dikategorikan sebagai Islam traditionalis, salah satunya karena sistem pendidikan pesantrennya. Pesantren adalah sekolah agama Islam yang dikelola oleh para kiai NU, dan biasanya menyediakan penginapan bagi murid-muridnya. Pesantren pada umumnya mengajarkan cara membaca dan menulis Al-Quran dalam bahasa Arab, menghapal ayat-ayat suci Al-Quran, pelajaran agama Islam lainnya, dan juga ilmu dan pengetahuan umum.
2)      Muhammadiyah
Muhammadiyah merupakan organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia, dengan keanggotaannya sekitar 30 juta. Seringkali dikategorikan sebagai Islam modernis, Muhammadiyah memiliki ribuan sekolah, universitas, dan lembaga pendidikan tinggi serta ratusan rumah sakit di seluruh Indonesia.

8.             Islam Liberal di Indonesia
Islam liberal merupakan gerakan keagamaan yang menekankan pada pemahaman Islam yang terbuka, toleran, inklusif, dan kontekstual. Di Indonesia, penyebaran Islam liberal telah berlangsung sejak awal tahun 1970-an, dengan tokohnya Nurcholish Madjid (Cak Nur). Meskipun belum dikenal sebagai Islam liberal, pemikiran-pemikiran Cak Nur yang sering disebut sebagai pemikiran neomodernisme Islam, menjadi dasar dari pengembangan Islam liberal dewasa ini. Sejak tahun 2001, sejumlah aktivis dan intelektual muda Islam memulai penyebaran gagasan Islam liberal secara lebih terorganisir. Mereka ini kemudian mendirikan Jaringan Islam Liberal.










BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Dari pembahasan mengenai Kedatangan Islam ke Indonesia dan Proses penyebarannya dapat disimpulkan bahwa :
1.     Kedatangan Islam ke Indonesia menurut beberapa pendapat:
1.         Snouck Hurgronje            : Berpendapat bahwa agama Islam datang ke Indonesia pada abad ke-13 M dari Gujarat.
2.         Prof. Hamka                     : Hamka dan teman-temannya berpendapat bahwa Islam sudah datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah (kurang lebih abad ke-7 sampai abad ke-8 M) langsung dari Arab.
3.         Taufik Abdullah               : Islam sudah datang ke Indonesia sejak abad pertama Hijriyah atau abad ke-7 atau abad ke-8 M.
2.     Proses penyebaran Islam di Indonesia:
1.         Islam masuk ke Indonesia pertama kali melalui lapisan bawah, yakni masyarakat sepanjang pesisir pantai utara.
2.         Saluran Islamisasi yang berkembang di Indonesia:
1.    Saluran Perdagangan.
2.     Saluran Perkawinan.
3.    Saluran Tasawuf.
4.    Saluran Pendidikan.
5.    Saluran Kesenian.
6.    Saluran Politik.

3.         Masa penyebaran Islam di Indonesia:
1.    Masa Kolonial.
2.    Masa Kemerdekaan.
4.         Arsitektur.
5.         Pendidikan.
6.         Politik
7.         Organisasi-organisasi Islam di Indonesia:
1.    Nadlatul Ulama.
2.    Muhammadiyah.
8.         Islam Liberal di Indonesia.
3.     Yang dimaksud Islam Liberal di Indonesia yaitu gerakan keagamaan di Indonesia yang menekankan pada pemahaman Islam yang terbuka, toleran, inklusif dan kontektual.






DAFTAR PUSTAKA
Harun, Yahya M. Drs. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia. Kurnia Kalam Semesta. Jakarta. 1999.
Sunarto, Musyrifah. Sejarah peradaban Islam Indonesia. PT. Grafindo Persada. Jakarta. 2005.
Syukur, Fatah NC. Drs. H M.Ag. Sejarah Peradaban Islam. Fakultas Tarbiyah, IAIN WaliSongo. Semarang. 2008. Cet I.
Yatim,  Badri. Dr. M.A.  Sejarah Peradaban Islam. PT.RajaGrafindo Persada. Jakarta. 2000. Cet X.
Zuhairini, Dra. dan Kawan-Kawan. 2008. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi aksara. Jakarta.

http://sejarawan.wordpress.com/2008/01/21/proses-masuknya-islam-di-indonesia-nusantara/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar